Rabu, 7 November 2007
Radar Banjarmasin
BATULICIN,- Warga adat Desa Tamunih Kecamatan Kusan Hulu (Lasung) menggelar aruh adat di kantor desa setempat. Ritual adat itu digelar sebagai ungkapan rasa syukur atas melimpahnya hasil panen yang didapat serta ungkapan terima kasih terhadap rejeki yang diberikan oleh Sang Pencipta.
Aruh adat warga Desa Tamunih itu dilaksanakan selama lima hari lima malam, terhitung sejak tanggal 31 Oktober hingga tanggal 4 November 2007 lalu, dan diikuti ratusan warga sekitar balai adat.
Dari pantauan koran ini, sejumlah ibu rumah tangga dan remaja putri terlihat menyiapkan berbagai hidangan. Sementara itu, kaum lelaki dibantu remaja putera nampak menyiapkan berbagai keperluan ritual adat.
Disela-sela kegiatan aruh, warga setempat terlihat melakukan ratian massal dengan mengelilingi Langgatan atau sebuah sesajen berupa bangunan kayu yang dihiasi janur (daun kelapa muda) dan diberi beberapa sesajen dari hasil bumi warga.
Tarian yang diikuti sejumlah orang tua laki-laki dan wanita serta remaja putera dan putri dengan iringan tetabuhan tradisional antara lain gendang, serunai (terompet tradisional, red) dan gong.
Ada dua serunai yang dimainkan oleh dua orang laki-laki dewasa yang seirama dengan suara gendang yang juga dimainkan oleg dua orang laki-laki dewasa. Sementara itu, satu buah gong dimainkan oleh laki-laki paruh baya.
Menurut Damang Adat Desa Tamunih, Pamung, tarian massal yang disebut Tarian Bangsai ini dilakukan warga sebagai bentuk kegembiraan mereka atas melimpahnya hasil panen serta rejeki yang diperoleh warga selama satu tahun.
“Meski pelaksanaan aruh adat tersebut dikemas dalam kesederhaan, namun tidak mengurangi kekhusyuan warga dalam melaksanakan ritual adat di Balai Adat Tamunih yang baru digunakan pada aruh adat tahun ini,” ungkap Kepala Desa Tamunih Kecamatan Kusan Hulu, Taufik Hadarani.
Taufik Hadarani mengatakan, pelaksanaan aruh adat yang digelar warganya memang terkesan sederhana, namun mengandung makna yang sangat dalam bagi warga setempat.
Karena dinilai sangat perlu, Balai Adat Tamunih dibangun oleh warga secara bergotong royong. Karena penggunaan balai adat yang sangat mendesak, maka untuk sementara bagian lantai dan dinding balai dibuat dari bambu. (kry)
No comments:
Post a Comment